Methil Mbok Sri, Ritual Petani Madiun Syukuri Panen Padi

October 26, 2017 | mc0803

MadiunĀ – Petani di Kabupaten Madiun menggelar ritual ‘Methil Mbok Sri’ pada panen perdana. Ritual ini sebagai rasa syukur para petani atas melimpahnya hasil panen padi.

“Senang mas, ini kami metil mbok Sri atau padi. Rutin setiap menjelang panen padi,” ungkap Giman (75) petani Desa Kaibon kepada detikcom, Rabu (25/10/2017).

Ritual dilakukan dengan mengirim doa. Ritual juga menyajikan tumpeng 3 susun dengan lauk ayam panggang utuh satu ekor, urapan sayur, serta sayur lodeh kluwih.

“Sayur lodeh kluwih ini tujuannya agar hasil panen selalu berlebih atau luwih bahasa jawanya,” tambah Giman.

Ritual Methil Mbok Sri adalah tradisi para petani untuk mengungkapkan rasa syukur akan dimulainya panen padi. Kata methil sendiri diambil dari kata mithili atau memotong, dalam hal ini bertepatan dengan panen padi.

“Tradisi Methil merupakan simbol rasa syukur kepada sang maha pencipta Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan karunia yang telah dilimpahkan serta kepercayaan masyarakat jawa tentang adanya mbok Dewi Sri atau Dewi Padi sebagai simbol dari kemakmuran,” tutur Muhtarom Bupati Madiun di lokasi sawah Desa Kertobanyon Kecamatan Geger.

Bupati menuturkan saat ini kabupaten Madiun merupakan penyangga pangan di Jawa Timur bagian barat dan mengalami surplus beras.

“Kami surplus beras. Sebagai lumbung pangan nasional Indonesia kami menghasilkan tak kurang dar 243 ribu ton setahun. Artinya kontribusi pangan nasional sangat tinggi,” ungkap Muhtarom.

Luas lahan pertanian padi di Kabupaten Madiun 33 ribu hektare dengan luas lahan padi 15.700 hektare pada musim tanam ke dua ini. Sisanya tanaman jagung 7 ribu hektare dan kedelai 5 ribu hektare.

Selain bupati, Ritual Methil Mbok Sri yang berlangsung di persawahan Desa Kertobanyon Kecamatan Geger juga dihadiri oleh Perwira Penghubung Kodim 0803/Madiun serta Polres Madiun.

iwd/iwd/ri